Indonesia Belum Siap Mengolah Limbah Baterai Mobil Listrik





Jakarta _ Pemerintah tengah menyiapkan peraturan mobil ramah lingkungan diharapkan dengan adanya regulasi tersebut, pasar kendaraan listrik di Indonesia bisa berkembang pesat. Namun muncul masalah yakni mengenai pengolahan limbah baterai yang membayakan bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan bahwa pemerintah belum menemukan solusi yang tepat untuk masalah ini.

Beliau juga mengatakan bahwa beberapa negara seperti China dan Jepang pun belum menemukan solusinya. Satu-satunya Negara yang telah menemukan pengolahan limbah baterai yang baik adalah Belgia. Bahkan, Jepang pun disebut Harjanto, memilih mendaur ulang limbah baterainya di Belgia.

"Saya tidak tahu (apakah akan diolah di Belgia atau tidak). Makanya kami akan lihat ini ke depan bagaimana. Waktu itu saya sudah bicara dengan Nissan, Mercedes-Benz tapi mereka belum dapat gambaran untuk mengelola limbah baterai," tegas Harjanto.
Baterai sendiri memang diketahui sebagai salah satu komponen yang harus diperhatikan lantaran jika sudah tak dapat dipakai tidak bisa langsung dibuang. Sebab, jika dibuang di sembarang tempat, kandungan yang ada pada baterai dapat merusak lingkungan.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi juga mengungkapkan bahwa baterai mobil listrik mempunyai ukuran yang cukup besar dan usia baterai kendaraan listrik sangat terbatas. Maksimal usia baterai hanya dapat bertahan selama kurang lebih dua sampai tiga tahun saja. "Makanya pengolahan daur ulang baterai bekas perlu dilakukan" ujar beliau.









Sumber : CNN Indonesia

Komentar